Gaji Tak Bisa Digeser: Mengapa £32,500/Minggu Hentikan Impian Rashford

Saya tidak suka gosip sepak bola. Tapi saat angka dan logika bentrok seperti ini, tak bisa diabaikan.

Marcus Rashford—dulu disebut striker Inggris masa depan—kini terjebak dalam keterpurukan transfer yang begitu ketat sampai terasa seperti paradoks statistik. Manchester United minta £40 juta. Barcelona bilang tertarik—tapi hanya jika gajinya turun hampir separuh.

Jarak itu bukan soal uang semata—tapi soal nilai.

Data Tak Pernah Bohong: Performa Anjlok Drastis

Di usia 26 tahun, statistik Rashford menggambarkan kenyataan yang tak bisa ditutupi:

• 10 gol, 4 assist dari 38 penampilan di Premier League musim lalu (turun dari ²³⁄₇ saat puncak karier).
• Efisiensi tembakan overhead turun 27%.
• Absen 15 pertandingan karena cedera dan masalah kebugaran—sesuatu yang bahkan pelatih Erik ten Hag soroti secara terbuka.

Ketika output turun separuh tapi gaji tetap di level elite, ketidakseimbangan menjadi jelas.

Hambatan Gaji: Hanya 10 Klub Bisa Bayar

Di sinilah logika mengerikan dimulai:

• Gaji £32,500/minggu menjadikannya salah satu pemain dengan bayaran tertinggi di Inggris—lebih besar dari Harry Kane di Bayern Munich.
• Level seperti ini hanya bisa ditanggung sekitar sepuluh klub dunia tanpa melampaui anggaran mereka.
• Dan berapa banyak tim yang butuh winger tua dengan kecepatan menurun?

Barcelona? Mereka punya batas anggaran €120 juta musim panas ini dan sudah fokus pada gelandang serta bek.

Jadi ya—kebisuan mereka bukan karena tidak tertarik. Tapi strategi dalam tekanan finansial.

Impian vs Realita: Barcelona & ‘Blok Britania’

Fans Barça suka narasi: bintang Inggris datang beramai-ramai (Kane, Walker), gaya teknikal cocok dengan permainan inside-cut Rashford… bahkan De Rossi pernah bilang ingin memakai jersey merah-biru. Tapi ada twistnya—belum ada tawaran resmi. Klub menunggu:

• Apakah Man Utd setuju £30 juta?
• Apakah Rashford mau terima gaji lebih rendah? The jawabannya? Masih “mungkin.” The kenyataannya? De Jong juga tidak dibayar segitu—and dia juga tidak layak kalau tak berprestasi di level elit.

Waktu Mulai Habis – untuk Semua Pihak Terlibat

Man Utd punya tenggat hingga 31 Agustus untuk menjualnya—or else harus bertahan sambil beli pengganti posisi lain (seperti Skaaka dari Atalanta). Pola taktik juga kabur: Ten Hag ingin dua striker + wing-backs—sistem di mana Rashford sebagai target man tunggal tak masuk akal.Dinamika tim juga memburuk: bahkan Antony dan Sancho sempat menyuarakan kekhawatiran atas disparitas gaji.Persoalan lebih dalam? Jika Rashford terus duduk di bangku cadangan, peluangnya membela Inggris lolos Euro akan pupus di bawah pantauan Gareth Southgate—bukan kabar bagus bagi harga diri nasional maupun warisan pribadinya.